Bahasa alay merupakan bahasa yang
mulai digunakan saat ini di kalangan para remaja bahkan ibu-ibu muda.
Seringkali mereka posting status atau memberi
komentar dengan menggunakan bahasa
alay.
“ kamu cantik bingit,
“ iyuwh dia jadi kezel ‘’
Pernah baca tulisan tersebut, kadang
setelah membaca kita berpikir ini maksudnya apa. Itulah bahasa alay yang mulai
bekembang di masyarakat bahkan tidak
dianggap bahasa yang salah oleh sebagian masyarakat. Bahasa alay tidak hanya terlihat berbeda dari bahasanya. Namun para remaja
pecinta bahasa alay mencampurkan angka dan huruf untuk sebuah kata, mengetik
huruf besar ditengah atau gaya pengetikan yang unik. Sehingga terlihat berbeda dari
bahasa dan penulisan pada umumnya.
Bukan
anti bahasa alay namun kadang kita tidak mengerti maksud yang disampaikan.
Menggunakan bahasa alay bukan berarti remaja gaul atau ibu-ibu keren.
Penggunaan bahasa alay adalah kebiasaan negatif yang harus dirubah sebelum
menjadi virus bahasa.
Kondisi banyaknya penggunaan bahasa
dan penulisan bahasa alay di kalangan remaja perlahan akan merusak eksistensi
bahasa Indonesia juga bahasa daerah. Remaja yang baru mengetahui bahasa alay akan
merasa terlihat gaul dan terus menerus akan nyaman menggunakannya. Sehingga
menjadi kebiasaan berkomunikas dalam masyarakat. Bahkan dengan orang tua yang
sama sekali tak mengerti bahasa mereka.
Bagi penulis atau para pebisnis yang
menggunakan komunikasi lewat tulisan untuk bisnisnya maka tendang jauh bahasa alay!. Jangan pernah menggunakan
bahasa alay sekalipun hanya di SMS, status FB, atau BBM. Kebiasaan menulis
bahasa alay walaupun di SMS mungkin terlihat sepele namun tanpa disadari bisa
menjadi kebiasaan dan terbawa ketika kita menulis sebuah artikel bahkan menulis
buku.
Walaupun cerita dan tulisannya bagus namun jika menggunakan bahasa alay dijamin penerbit langsung menolak.
Karena tidak semua pembaca mengerti bahasa alay. Dan tak ada kamus untuk
mencari makna katanya. Gunakanlah bahsasa Indonesaia yang
baik dan benar.
Remaja gaul bukanlah mereka yang
berbicara atau menulis menggunakan bahasa alay.
Namun mereka yang mampu membuat karya
dengan tulisannya. Begitupula dengan
para ibu hebat bukanlah yang rajin menulis status dengan bahasa alay. Ibu hebat adalah ibu yang mandiri yang pandai merangkai katanya
untuk peluang bisnisnya. Yuk, tendang jauh bahasa alay karena kita cinta bahasa
Indonesia.
0 comments