Thursday, May 5, 2016

Semua Bisa Jadi Penulis

(Seorang Pengajar Nyetir pun Menulis Buku)




Pernah membaca novel Laskar Pelangi  atau Surga yang Tak Dirindukan?
Ketika kita membaca novel atau buku karya para penulis hebat, kita seolah dibawa dalam cerita tersebut. Susunan kata, kalimat dan paragraf yang dirangkai hingga membentuk cerita yang menarik dan memikat hati
Para penulis hebat mampu menuangkan apa yang ada dalam pikiran mereka menjadi sebuah karya yang bisa dinikmati para pembaca. Sedangkan kita, kadang menulis beberapa paragraf saja sudah kehabisan kata. Apakah karena mereka memiliki bakat menulis?
Menulis adalah keterampilan, jadi setiap orang sebenarnya bisa jadi penulis. Keterampilan  akan terus berkembang jika terus diasah. Begitu pula dengan menulis, jika sering latihan dan meluangkan waktu setiap hari untuk menulis maka kita akan mampu menjadi penulis yang hebat. Sesuai yang diungkapkan oleh Prof. DR. Floyd G. Arpan, “Kecakapan menulis tak akan begitu saja jatuh dari langit. Tetapi, kecakapan menulis baru bisa dicapai dengan jalan tekun berlatih.“
Terkadang kita hanya melihat para penulis sukses ketika berada di puncak. Ketika buku-buku karangan mereka menjadi best seller atau bahkan ketika novel mereka diangkat menjadi film layar lebar. Kita ingin menjadi sukses seperti mereka. Namun, harus kita tahu sebelum mereka jadi penulis besar  mereka harus berjuang keras untuk berlatih menulis.  Hingga keterampilan  mereka terasah dan menghasilkan karya besar.
Semuanya tak ada yang instant. Begitu pula dengan menulis, namun kita harus selalu yakin bahwa semua orang bisa jadi penulis. Selama kita mau belajar, berlatih dan meluangkan waktu setiap hari untuk menulis walaupun hanya  1 halaman biarpun hanya satu jam. Tak ada yang sulit jika terus dipelajari begitu pula dengan menulis.
Tak ada trik jitu atau formula hebat jika ingin jadi penulis. Kita hanya perlu memulai untuk menulis dan  terus berlatih menulis. Modal menulis adalah membaca, jadi selain berlatih menulis kita harus memiliki target untuk membaca setiap harinya. Karena bagaimana kita akan mengisi sebuah gelas kosong jika kita sendiri tak memiliki air. Bagiamana kita mau menulis jika kita tak memiliki ilmu untuk dituangkan dalam tulisan.

Sudahkah menulis hari ini?
Load disqus comments

0 comments