Judul : La Taias for Akhwat – Muslimat, Tersenyumlah!
Penulis : Honey Miftahuljannah
Penerbit : Penerbit Kalil (Imprint PT. Gramedia Pustaka Utama), Jakarta
Cetakan : 1, Jakarta 2012
Tebal : 192 Halaman
Harga Normal : Rp 45.00,00
Harga Online : Rp 40.500,00
Buku Bergenre non fiksi
ini adalah kumpulan kisah penguat hati dengan cover bernuansa merah muda,
putih, dan motif bunga-bunga. Buku ini bisa menjadi pilihan bacaan yang menawan
bagi perempuan (akhwat). Ini adalah salah satu dari seri La Taias (Jangan
Putus Asa). Kisah-kisah tentang perjalanan hidup yang seru, konyol, juga
cinta yang menyentuh dalam buku ini terbagi dalam enam bab, yaitu ‘Ya, kamu
Spesial!’, ‘Ketika Aku Berjilbab’, ‘Sampaikanlah Walaupun Satu Ayat,’ Cinta,
Bertasbihlah!’, Girls, Please Don’t Cry’, ‘The Inspiring Women’. Para
pembaca bisa mulai membaca dari bab mana saja. Di setiap kisahnya, penulis
mengutip beberapa kata mutiara, pesan bermakna, hadits, penggalan kisah
Rasulullah SAW. Beserta sahabatnya dan ayat Al-qur’an.
Salah satu kisah yang
cukup menarik ada di Bab 2 “Ketika Aku Berjilbab” adalah Balada Si
Jilbab Gaul. Pengalaman seseorang dalam kisah ini memberikan gambaran tentang
makna jilbab masa kini. Banyak kita temui para akhwat berjilbab, namun terkesan
masih mengundang perbuatan tak terpuji kaum Adam. Seorang ahwat berjilbab
dengan pakaian yang biasa saja namun sesuai tuntunan agama, sementara akhwat
lain lebih terlihat up-to-date dengan jilbabnya. Realita mode dan fashion
jilbab di dalam masyarakat sekarang ini menjadi sebuah sorotan sekaligus
renungan jika dikaitkan dengan kisah ini.
Cukup banyak akhwat yang mengikuti tren hijab yang memikat sehingga tampilan lebih stylish, namun kurang syar’i. Kisah ini memberi pencerahan bahwa pakaian dan jilbab gaul ternyata tak menjamin keselamatan diri akhwat, dan hal tersebut merupakan ujian dalam proses berjilbab.
Cukup banyak akhwat yang mengikuti tren hijab yang memikat sehingga tampilan lebih stylish, namun kurang syar’i. Kisah ini memberi pencerahan bahwa pakaian dan jilbab gaul ternyata tak menjamin keselamatan diri akhwat, dan hal tersebut merupakan ujian dalam proses berjilbab.
Hal ini membuat
pembaca memahami kembali makna pemakaian jilbab yang jelas tercantum dalam QS.
An-Nur (24) : 31. Ayat ini dikutip oleh penulis dihalaman kisah ini. Akhwat
akan merasa nyaman dengan pakaian tertutup dan jilbabnya jika sesuai syar’i.
Bab tentang jilbab ini juga menghadirkan beberapa kisah lain tentang perjuangan
akhwat memakai jilbab, kerikil yang mereka temui dalam perjalanan spiritualnya,
juga hidayah dan hikmah yang mereka peroleh. Semuanya tersaji dengan bahasa
yang ringan, tidak membosakan dan pembaca akan terisnpirasi dari kisah-kisah
tersebut.
Bab 5 “Girls, Please Don’t Cry”
menjadi kisah yang juga menarik bahwa saya pribadi. Bab ini menyajikan
kisah-kisah duka atas cobaan yang dialami akhwat. Salah satu kisahnya berjudul
“Pelangiku Masihkah Tujuh Warna?”. Tentang seorang akhwat yang telah hamil
sebelum menikah. Dia merasa sangat berdosa dan segera mengadu pada-Nya, lalu
memohon ampun pada kedua orangtuanya. Kasih sayang Allah SWT. senantiasa
menaunginya. Sang papa memaafkannya dan berkata bahwa beliau beserta mama akan
selalu ada disampingnya. Ayah dari bayi yang dikandungnya hadir setelah
berbulan-bulan tak memberi kabar. Dia kembali untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya. Sang akhwat hanya mampu bertasbih pada-Nya atasa kesadaran Ayah
bayinya. Kutipan QS. Ar-Rahman (55) : 13 menjadi bagian yang paling bermakna
dari kisah ini.
Bagian akhir buku ini
tertulis Duhai Muslimat, Karena kita indah, karena kita istimewa, karena kita
terhormat, sehingga Allah memilih kita untuk berada di sini. Jadi tersenyumlah.
Dan sambut hari indah dalam belaian cinta-Nya. Ukhti, La Taias, janganlah kamu
berputus asa. Karena muslimat adalah makhluk yang paling indah dan bahagia diseluruh dunia.
Buku ini akan menjadi penguat hati
akhwat dalam perjalanan hidup.
Selamat membaca, Ukhti!
0 comments